Kebangkitan Orde Baru di Indonesia dimulai pada akhir tahun 1960-an, dengan latar belakang krisis politik dan ekonomi yang melanda negara setelah insiden Gerakan 30 September 1965 (G30S). Orde Baru muncul sebagai respons terhadap ketidakstabilan yang terjadi di bawah pemerintahan Presiden Soekarno, yang saat itu diwarnai oleh ketegangan ideologis dan kesulitan ekonomi yang cukup berat. Dipimpin oleh Jenderal Soeharto, Orde Baru menekankan stabilitas politik, pembangunan ekonomi, serta anti-komunisme yang ketat. Kebangkitan rezim ini menandai periode baru dalam sejarah Indonesia yang membawa dampak besar pada masyarakat, baik positif maupun negatif.
Latar Belakang Kebangkitan Orde Baru
Insiden G30S menjadi titik balik dalam politik Indonesia. Pemerintah Soekarno menghadapi krisis legitimasi setelah insiden tersebut, di mana beberapa jenderal TNI dibunuh. Situasi semakin kacau dengan tuduhan keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam insiden ini. Ketakutan terhadap komunisme, yang dipicu oleh Perang Dingin, membuat masyarakat Indonesia rentan terhadap upaya militer untuk mengambil alih kendali. Pada akhirnya, Soeharto, dengan dukungan militer dan berbagai pihak yang tidak puas dengan pemerintahan Soekarno, berhasil mengambil alih kekuasaan.
Pada tahun 1968, Soeharto resmi dilantik sebagai presiden Indonesia, menandai dimulainya era Orde Baru. Rezim ini menekankan pembaruan dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, politik, dan keamanan, dengan tujuan menciptakan stabilitas nasional.
Dampak Orde Baru terhadap Masyarakat
1. Stabilitas Politik dan Keamanan
Orde Baru membawa stabilitas politik dan keamanan yang sangat diidamkan masyarakat setelah bertahun-tahun ketidakpastian. Pihak militer memainkan peran besar dalam menjaga ketertiban, serta mengontrol situasi politik dan sosial. Namun, stabilitas ini dicapai dengan kontrol yang ketat, di mana kebebasan berbicara dan berekspresi sangat dibatasi. Siapapun yang dianggap mengancam stabilitas atau menyebarkan paham komunis ditindas secara tegas.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu pencapaian terbesar Orde Baru adalah pembangunan ekonomi. Pemerintah Soeharto menerapkan kebijakan pembangunan yang sistematis dengan bantuan asing, terutama melalui investasi dari negara-negara Barat. Berbagai proyek pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru. Pada tahun 1980-an, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, menjadi salah satu “Macan Asia.” Program-program seperti Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) menjadi landasan utama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
3. Pembatasan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Meski membawa stabilitas, Orde Baru juga dikenal karena pengekangan terhadap hak asasi manusia. Kontrol ketat terhadap masyarakat dilakukan dengan mengawasi dan menekan perbedaan pendapat. Lembaga-lembaga pemerintah, media, dan organisasi masyarakat berada di bawah pengawasan ketat pemerintah. Banyak aktivis, akademisi, dan politisi yang dianggap berpotensi mengganggu stabilitas dipenjara atau diasingkan. Sistem politik “Golkarisasi” diterapkan untuk memonopoli politik, di mana Golkar menjadi partai dominan yang selalu menang dalam pemilu yang sangat terkontrol.
Dampak Sosial-Budaya
Pemerintah Orde Baru menciptakan budaya “Asal Bapak Senang” (ABS), di mana semua yang dilakukan harus sesuai dengan kehendak penguasa. Budaya ini mengajarkan masyarakat untuk patuh dan menghindari kritik terhadap pemerintah. Selain itu, pengaruh luar, terutama budaya Barat, semakin masuk dan membentuk pola hidup masyarakat, termasuk dalam aspek pendidikan, mode, dan hiburan.
Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Meskipun ekonomi tumbuh pesat, kesenjangan antara kaya dan miskin meningkat. Pembangunan lebih banyak dinikmati oleh kelompok elit politik dan pengusaha yang dekat dengan pemerintah. Korupsi dan nepotisme merajalela di kalangan pejabat negara, mengakibatkan kekayaan nasional banyak dinikmati oleh segelintir orang.
| Baca juga: Revolusi Sosial di Indonesia pada Tahun Enam Puluhan
Kesimpulan
Kebangkitan Orde Baru membawa banyak dampak signifikan bagi masyarakat Indonesia. Di satu sisi, stabilitas dan pembangunan ekonomi tercapai. Namun, di sisi lain, pembatasan terhadap kebebasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan korupsi yang meluas menjadi bagian kelam dari era ini. Orde Baru akhirnya runtuh pada tahun 1998 karena krisis ekonomi dan desakan reformasi dari masyarakat. Periode ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya keseimbangan antara stabilitas, pembangunan, dan kebebasan dalam membangun bangsa.